Keputusan Produk dan Harga

langkah supian
0

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemilihan Produk dan Jasa
            Seorang wirausaha yang ingin memulai sebuah bisnis harus menentukan terlebih dahulu produk yang akan ditawarkan kepada calon pelanggan atau diluncurkan ke pasar. Ada 2 (dua) jenis karakter produk yang bisa dipilih sebelum merencanakan sebuah bisnis, yaitu:[1]
1.      Produk berupa “tangibel” atau bisa dilihat dan disentuh untuk anda tawarkan kepada calon pelanggan, yaitu berupa barang dan selanjutnya disebut produk (goods).
2.      Produk berupa “intangibel” atau produk tidak terlihat dan tidak bisa disentuh saat anda menawarkan kepada calon pelanggan yang biasanya disebut jasa (service).

B. Tingkatan Produk dan Jasa
            Ada tingkatan produk yang perlu anda ketahui sebelum anda merencanakan sebuah bisnis, yaitu:[2]
1.      Core product/produk utama (manfaat dan fungsi inti)
            Tingkatan ini yang langsung dimanfaatkan oleh konsumen dan menjadi alasan mereka untuk membeli produk yang anda tawarkan. Contoh, rasa manis merupakan core product-nya permen, restoran menawarkan menunya dan langsung bisa dinikmati dan lain-lain.
2.      Tangibel product/produk nyata
            Karakteristik produk yang melekat pada produk utama dan mendorong konsumen untuk membeli produk anda. Contohnya:
a.       Kemasan; menarik, menggiurkan, dan lain-lain.
b.      Nama merek; populer dan terkenal, berarti ada kepercayaan dari pelanggan dan calon pelanggan.
c.       Reputasi dan kekuatan mereknya.
d.      Fitur-fitur (ciri-ciri) produk yang ditawarkan dan melekat dalam produk.
e.       Kemudahan menggunakan produk anda.
3.      Augmented product/tambahan produk
            Tambahan baik itu berupa jasa, pelayanan, keuntungan ataupun nilai yang ditambahkan agar produk anda lebih menciptakan kesan kualitas yang kuat di mata konsumen. Contoh:
a.      Pengiriman barang yang cepat dan tepat waktu (on time).
b.      Added value atau nilai tambah dari produk yang anda tawarkan.
c.       Jaminan, seperti jaminan kualitas, jaminan umur produk, jaminan waktu pemakaian .
d.      Pelayanan purnajualnya (after sales services).
e.       Gengsi dan status yang didapat oleh konsumen jika ia membeli produk dari anda.

C. Tipe-tipe Keputusan
            Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penetuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah  dan lini pertama.[3]
            Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada, diantaranya:
1.      Keputusan-keputusan yang diprogram (programmed decisions) adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan ataupu prosedur. Keputusann-keputusan ini rutin dan berulang-ulang.
2.      Keputusan-keputusan yang tidak diprogramkan (non-programmed decision) adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah-maslah khusus, khas atau tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penangganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak diprogramkan.
            Proses pembuatan keputusan, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, diantaranya:[4]
1.      Pemahaman dan perumusan masalah.
2.      Pengumpulkan dan analisis data yang relevan.
3.      Pengembangan alternatif-alternatif.
4.      Evaluasi alternatif-alternatif.
5.      Pemilihan alternatif terbaik.
6.      Implementasi keputusan.
7.      Evaluasi hasil-hasil keputusan.

D. Keputusan Produk
            Konsumen membeli produk karena mereka menyukai apa yang dapat dilakukan produk tersebut kepada mereka, baik secara fisik maupun emosional. Suatu produk harus mencakup ciri khas yang tepat dan menawarkan manfaat yang tepat. Klasifikasi Produk-produk Konsumsi terbagi menjadi tiga kategori yang mencerminkan perilaku pembeli:[5]
1.      Barang / jasa kenyamanan (convenience goods / services) adalah produk yang relatif tidak mahal yang dibeli dan dikonsumsi secara cepat dan teratur) contohnya susu, koran, restoran cepat saji.
2.      Barang / jasa belanja : Produk yang cukup mahal dan lebih jarang dibeli seperti televisi, mobil dan asuransi.
3.      Barang / jasa khusus, produk yang mahal dan jarang dibeli seperti gaun pengantin dan catering untuk resepsi pernikahan.



E. Klasifikasi Produk Industri
            Klasifikasi produk industri terbagi dalam dua kategori yaitu barang biaya beban dan barang modal.
1.      Barang biaya beban adalah produk industri yang dibeli dan dikonsumsi secara cepat dan teratur dalam operasi sehari-hari misalnya barang industri yang langsung digunakan dalam proses produksi, bahan produksi pendukung, barang habis pakai.
2.      Barang modal adalah produk industri yang mahal, tahan lama dan jarang dibeli misalnya gedung kantor, pabrik, computer, jasa yang dibuat untuk komitmen jangka panjang misalnya jasa makanan karyawan, pemeliharaan gedung atau jasa hukum.
            Bauran Produk adalah kelompok produk yang dibuat oleh suatu perusahaan agar tersedia untuk dijual. Misalnya PT. Sharp Indonesia membuat televisi, mesin cuci, home theater, kulkas, ac.
            Lini Produk adalah sekelompok produk yang serupa yang ditujukan untuk sekelompok pembeli yang serupa yang akan menggunakan mereka dengan cara yang serupa, misalnya mobil BMW ada bermacam macam seri, HP Nokia bermacam-macam seri dan melayani berbagai segmen, dll.
            Pengembangan lini produk bisa ke atas dan ke bawah, sedangkan bauran produk bisa melebar contohnya PT. Unilever Mengembangkan produk baru, merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan atau merek. Pengembangan produk atau merek biasanya dilakukan oleh divisi R&D (riset dan pengembangan).
            Tujuh Tahap Proses Pengembangan produk, yaitu:
1.      Gagasan Produk : didapat dari konsumen, internal perusahaan, pesaing, badan penelitian dari luar perusahaan.
2.      Penyaringan : usaha untuk menghilangkan seluruh gagasan yang tidak berhubungan dengan kemampuan, keahlian atau tujuan perusahaan.
3.      Pengujian konsep dengan menggunakan riset pasar untuk mendapatkan input dari konsumen.
4.      Analisis bisnis: perbandingan biaya dan manfaat untuk melihat apakan produk tersebut memenuhi tujuan profitabilitas minimum.
5.      Pengembangan prototipe / sample.
6.      Pengujian produk dan uji pemasaran
7.      Komersialisasi.

F. Penentuan Harga
            Penentuan harga adalah proses menentukan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam penjualan produknya.
            Tujuan penetapan harga suatu barang, antara lain:
1.      Tujuan Memaksimalkan Laba : harga rendah – unit terjual banyak, harga tinggi – unit terjual sedikit, maka dicari harga optimal untuk memaksimalkan laba.
2.      Tujuan Pangsa Pasar : harga rendah – rugi untuk mendapatkan pangsa pasar.
3.      Untuk menutup kerugian.

G. Alat-alat Penetapan Harga
            Alat-alat penetapan harga, antara lain:
1.      Penetapan harga berorientasi biaya
            Penetapan harga berorientasi biaya mempertimbangkan kebutuhan perusahaan untuk memperoleh laba dan kebutuhan untuk menutup biaya-biaya produksi.
            Contoh : toko sepatu memberi harga pada sepatunya dengan cara menghitung biaya yang mencakup biaya pembelian sepatu, sewa toko, upah pegawai, listrik, telp, iklan, dan lain-lain, serta menetapkan laba yang diinginkan. Angka-angka ini bersama-sama membentuk mark-up. Misalnya biaya pembelian sepatu Rp. 100.000,- dan mark-up yang dapat diterima sebesar Rp. 40.000,- Jadi harga penjualanya sebesar Rp. 140.000,-. Markup biasanya ditentukan sebagai suatu persentase dari harga penjualan dan dihitung sebagai berikut:
            Persentase mark-up = Mark-up dapat dilihat juga sebagai persentase dari biaya. Mark-up Rp. 40.000,- merupakan 40% dari biaya Rp. 100.000,- untuk sepasang sepatu(Rp. 40.000,- / Rp. 100.000,- ).

2.      Analisis titik impas (BEP = break even point)
Biaya tetap : biaya yang tidak dipengaruhi oleh kuantitas suatu produk yang diproduksi atau dijual misalnya biaya penerangan, upah pegawai, sewa toko, asuransi, dan lain-lain.
Biaya variabel yaitu biaya yang berubah sejalan dengan kuantitas suatu produk yang diproduksi atau dijual misalnya biaya pembelian produk, biaya pengiriman.
Titik impas sepatu =  375 pasang sepatu
Jadi jika toko menjual kurang dari 375 pasang per bulan akan rugi, jika lebih akan merupakan keuntungan.

H. Strategi Penetapan Harga
1.      Penetapan harga produk yang telah beredar
            Perusahaan memiliki tiga pilihan dalam penetapkan harga produk-produk yang telah beredar:[6]
a.       Penetapan harga di atas harga pasar yang berlaku bagi produk-produk serupa
b.      Penetapan harga di bawah harga pasar
c.       Penetapan harga pada atau di dekat harga pasar.
2.      Penetapan harga produk baru
            Perusahaan yang mengenalkan produk-produk baru sering kali harus memilih antara dua pilihan kebijakan menetapkan harga. Harga yang sangat tinggi atau harga yang sangat rendah.
a.       Penetapan harga mengapung (Price Skimming); menetapkan harga tinggi pada mulanya untuk menutupi biaya dan menghasilkan laba. Dapat menghasilkan banyak laba dari setiap barang yang dijual. Pendapatan uang tunai sering kali diperlukan untuk menutup biaya-biaya pengembangan dan pengenalan. Penetapan harga mengapung berfungsi apabila tenaga pemasaran dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya sangat berbeda dari produk lain yang telah ada di pasaran.
b.      Penetapan harga Penetrasi;  menetapkan harga awal rendah agar dapat mendukung produk baru di pasar. Berupaya menciptakan minat konsumen dan merangsang untuk mencoba membeli.
            Strategi Harga Usaha KecilReviewed by Admin on Oct 3.Rating:
Umumnya, dalam rencana bisnis, strategi harga telah menjadi penyedia harga terendah di pasar. Pendekatan ini berasal dari mengambil pandangan cepat pesaing dan dengan asumsi dapat memenangkan bisnis dengan memiliki harga terendah.
Harga Terendah
            Memiliki harga terendah bukan merupakan posisi yang kuat untuk usaha kecil. Pesaing yang lebih besar dengan modal dan kemampuan untuk memiliki biaya operasi yang lebih rendah akan menghancurkan semua usaha kecil yang mencoba untuk bersaing di harga saja. Menghindari strategi harga rendah dimulai dengan melihat permintaan di pasar dengan memeriksa tiga faktor:
1. Analisis Kompetitif
            Jangan hanya melihat harga pesaing. Lihatlah seluruh paket yang mereka tawarkan. Apakah mereka melayani konsumen yang sadar harga atau kelompok yang makmur.

2. Ceiling Price
            Harga tertinggi pasar akan profit. Survei ahli dan pelanggan untuk menentukan batas harga.

3. Elastisitas Harga
            Jika permintaan untuk produk atau jasa kurang elastis, maka dapat memiliki ancang- ancang yang lebih tinggi pada harga. Permintaan elastis rendah tergantung pada pesaing yang terbatas, persepsi pembeli kualitas, dan konsumen tidak terbiasa untuk mencari harga terendah dalam industri.
            Setelah memahami struktur permintaan dalam industri, meninjau biaya dan tujuan keuntungan sebagaimana diatur dalam rencana bisnis atau keuangan. Strategi harga rendah yang terbaik adalah dihindari dengan usaha kecil tetapi ada kondisi seperti perang harga yang dapat menyeret perusahaan ke dalam perang harga terendah.

Menghindari Perang Harga
            Adapun tips-tips untuk menghindari perang harga, diantaranya:
1.      Meningkatkan Eksklusivitas: Produk atau jasa yang eksklusif untuk bisnis Anda memberikan perlindungan dari penurunan harga.
2.      Pemeliharaan Barang Jatuhkan Tinggi: Mungkin ada produk atau jasa dalam bisnis Anda yang memiliki layanan pelanggan yang tinggi dan biaya pemeliharaan. Drop garis yang tidak menguntungkan dan mengetahui apa yang tidak di inginkan pelanggan .
3.      Nilai tambah: Cari nilai bisnis dapat menambahkan untuk menonjol di pasar. Jadilah bisnis yang paling unik dalam kategori.
4.      Branding: Membangun nama merek Anda di pasar. Merek bisnis nama selalu dapat berdiri kuat dalam perang harga.
5.      Biarkan pemotongan harga dan perang harga untuk bisnis besar. Usaha kecil dengan strategi harga yang solid dapat melarikan diri perang harga dan posisi harga rendah. Hati-hati, pertimbangkan keputusan harga.[7]

I. Taktik Penetapan Harga
            Adapun taktik dalam menetapkan harga, diantarnya:
1.      Penetapan harga lini (Pricing Lining) yaitu menetapkan sejumlah harga terbatas untuk kategori tertentu, misalnya toko kaset menetapkan lima macam harga untuk lima jenis kaset misalnya Rp. 15.000, – Rp. 25.000,-
2.      Penetapan harga psikologis yaitu taktik penetapan harga yang mengambil manfaat dari fakta bahwa konsumen tidak selalu menanggapi harga yang secara rasional tercantum. Salah satu jenis penetapan harga psikologis adalah penetapan harga ganjil-genap yaitu taktik penetapan harga yang didasarkan pada pengetahuan bahwa pelanggan memilih harga-harga yang tercantum dalam jumlah rupiah yang pas misalnya Rp. 19.900 daripada Rp. 20.000,-, Rp. 399.900 daripada Rp. 400.000,-
Pendiskonan yaitu pengurangan harga yang ditawarkan sebagai suatu intensif terhadap pembelian untuk meningkatkan penjualan.[8]


                [1] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan: Panduan Bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Mamahami, dan Memasuki Dunia Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 217.
                [2] Ibid, h. 218.
                [3] T. Hani Handoko, Manajemen, (yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2003), ed. 2, cet. Ke-18, h. 130.
                [4] Ibid, h. 134-137.
                [5] Suyadi Prawirosentono, Pengantar Bisnis ekonomi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 157.
                [6] Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2006), ed. 8, jil. 1, h. 323.
                [7] http://kabarsukses.com/strategi-harga-usaha-kecil.html, diakses tanggal 30 April 2012.
                [8] http://blog.sunan-ampel.ac.id/pemasaran/, diakses tanggal 30 April 2012.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)